Tag Archives: Senyum

Live in Peace and Harmony

The World will become much more peaceful and safe

If people can put aside their negative thinking
If people can throw away their negative stereotype
If people can burn out their prejudice

Why?

Because Prejudice is more dangerous than napalm bomb
Because negative thinking destructs more than C4
Because negative stereotype more explosive than nuclear bomb

So let us live in peace and harmony

Tak Kuharap AmpunanMu

Dalam keheningan ini, aku hanya dapat menjejaki hatiku dalam sebuah halusinasi
Menerawang jauh menuju suatu keadaan tanpa makna dan definisi
Kadang hati kecilku bertanya pada akalku, “Sudahkah kau berfikir jernih?”
Kadang akalku yang bertanya pada nurani,” Sudahkah hatimu suci?”

Entah……..
Tak ada jawaban dari keduanya…..hanya perilaku yang terpatri dalam hari-hari
Hanya ucap yang terus membahana di ruang halusinasi
Tanpa tasbih….tanpa takbir……….tanpa tahlil………..
Hanya istighfar yang terus menari

Kunikmati keyakinanku ini…senikmat mencicipi ranumnya buah khuldi
Seperti yang Adam lakukan untuk diri ini
Entah pula kau mau bilang apa….aku hanya ingin kau tahu dan mengerti
Walau tidak kuharapkan pengertianmu atas kenikmatanku ini

Dan aku tidak ingin dihakimi oleh sesamaku
Manusia yang sama bodohnya dan serupa fitrahnya sepertiku
Cukup Tuhan yang kuyakini yang lakukan hal itu
Karena kepadaNyalah aku kembali, bukan kepada surgamu ataupun neraka dalam khayalanmu

Saat ini aku hanya berusaha tersenyum, dengan tulus tentunya
Kepada setiap insan yang kutemui, kepada setiap manusia yang kau pandang sebelah mata
Saat ini aku hanya berusaha baik, kepadanya
Kepada alam yang memberikanku penghidupan dan kehidupan

Entah……………
Aku hanya ingin menerima keterasinganku di dunia ini, fana ataupun abadi
Dan pasti akan kunikmati setiap cercaan dan hinaanmu
Karena tidak ada gunanya aku balik mencerca dan menghina dinakan dirimu

Manusia………kutitipkan senyum tulusku padamu
Semoga hidupmu kan damai karenanya
Semoga matimu kan tenang dalam lingkupnya
Seperti yang aku impikan

Ya…aku ingin mati dengan senyuman tulus di bibirku
Sehingga engkau dan mereka yang menyayangiku tidak perlu menangis
Sehingga engkau dan mereka yang kutinggalkan tidak harus bersedih
Cukuplah engkau menangis untuk kebahagiaan yang kau rasakan
Dan berbagilah padaNya…..walau Dia telah begitu kaya dengan kebahagiaan

Tuhan…kuserahkan diriku padaMu
AmpunanMu atasku tidak kuharapkan, begitupun pertolonganMu
Cukuplah para manusia di sekitarku yang Kau ampuni dan beri pertolongan
Yang aku minta hanya petunjukMu….agar impianku itu dapat tercapai

(02.52 pagi, 20 Februari 2009)

Apa atau Siapakah DiriMu?

Aku berbincang dengan Tuhan tadi malam
Kuhujani Dia dengan begitu banyak pertanyaan
Dan sedikit saja yang aku bagi pada Anda

Tuhan, siapakah Engkau hingga Engkau menyebut diriMu Tuhan?
Tuhan, apakah Engkau hingga hampir seluruh manusia mau menyembahMu?
Tuhan, seberapa patutkah Engkau aku sembah?
Apakah benar Engkau yang menciptakanku? Bukankah aku hasil persetubuhan Ibu dan Ayahku?

Tuhan, sebenarnya enggan aku menyebut namaMu
Entah itu Tuhan Bapa di Surga,
Entah itu Sang Hyang Widhi,
Entah itu Allah,
Entah itu Apapun
Tapi biarlah, hati ini mengendalikan tangan dan mulutku untuk melakukannya

Tuhan, mengapa Engkau terus terdiam?
Seperti berhala-berhala yang diluluhlantakkan Ibrahim
Jawablah pertanyaanku, walau tak kusangsikan indahnya ciptaanMu, kuasanya diriMu

Tuhan, berilah aku petunjukMu, agar aku dapat terus tersenyum tulus kepada manusia-manusia ciptaanMu
Pun agar aku dapat mati dalam keadaan tersenyum
Seperti para martir yang membela diriMu

03.21.09