Membaca pesanmu tadi sore membuatku hanya mampu tersenyum
Aku ingin mencintaimu karena Allah
Ingin berada di hadapanmu dan mengecup keningmu
Dan merengkuhmu ke dalam pelukanku
Aku merindukanmu wahai api hidupku
Membaca pesanmu tadi sore membuatku hanya mampu tersenyum
Aku ingin mencintaimu karena Allah
Ingin berada di hadapanmu dan mengecup keningmu
Dan merengkuhmu ke dalam pelukanku
Aku merindukanmu wahai api hidupku
Dan aku berdiri di sini
Dengan hasrat ingin menjamahmu
Merengkuhmu ke dalam pelukanku
Dan biarkan mataku berbicara
Aku tak hanya ingin hidup di sisimu
Bersama mendidik generasi pendamai bumi
Aku ingin hidup di belakangmu
Sebagai penyemangat hidupmu
Pun aku ingin hidup di depanmu
Membimbing dan memberimu teladan
Maukah kau melakukan sebaliknya padaku?
Dan aku berdiri di sini
Menatapmu dengan mata batinku
Menikmati senyumanmu di sana
Oleh: Emha Ainun Nadjib
Suatu kali Emha Ainun Nadjib ditodong pertanyaan beruntun. “Cak Nun,” kata sang penanya, “misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu:
pergi ke masjid untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantar tukang becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang sampeyan pilih?” Continue reading