Monthly Archives: November 2009

Rinduku akan Kau Api Hidupku

frustration

aku berkarat seperti besi
setengah mati hidupku belum berarti

aku menghisap malam kelam
aku menatap langit jingga
terasa sangat gelap

dan aku terhenyak diam
tenggelam dalam gelap
terbenam lumpur yang pekat

dan kulihat awan warna perunggu
diam di sini aku duduk menunggu
memberi hati untuk diam sendiri
kuredam amarah dan kubekukan resah
api telah lama terbakar
aku berpijar

ini mesin logamku ini api hidupku
aku percaya kaupun terbakar juga

persetan dengan selarik bait itu
aku ingin kau hadir kembali malam ini temaniku

A.M.A.R.A.H

Dan api amarah pun menggelegak
Memusnahkan kedamaian yang semakin pekat

Lantunan irama digital sampai pada batas maksimum
Menghingarbingarkan ruang sempit berdebu

Dan aku menantangmu kembali
Kan kukoyak isi kepalamu
Kucerai-berai hingga tak ada lagi pikiran tolol dalam otakmu

Dan aku menantangmu kembali
Kan kuhancurkan hatimu
Hingga tak ada lagi kebencian dan kedengkian bersemayam di benakmu

Hening Kembali

Hening kembali
Hanya suara gendang, gong, bonang, seruling, dan rebab terdengar
Sayup dari degung digital penguasa malam

Hening kembali
Setelah sekian hari berjibaku dengan cengkerama
Setelah sekian jam berkutat dengan derai tawa

Hening kembali
Dalam imaji persenggamaan dua hati manusia berbeda peran
Dalam khayal pertarungan dua kelamin di atas peraduan
Dalam mimpi perselingkuhan mengkhianati tuhan

Aku di sini, berdiri, sendiri, menantangmu
Membunuh setiap berhala pujaanmu
Menghancurkan isi otak bebalmu
Memecah kebekuan hatimu
Membakar api hidupmu

Hening kembali
Damai
Sepi

(KPP Sindangbarang 2, 23 September 2009)