Ajaran Pendidikan Samin Surosentiko (1)

Pendidikan tentang Semangat Pembebasan

Pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20, gerakan-gerakan protes petani yang ditujukan kepada Pemerintah Kolonial Belanda mulai muncul. Semua gerakan itu, termasuk gerakan protes petani di Blora, adalah suatu pernyataan tidak puas dari petani terhadap dominasi kolonial yang membawa perubahan di kawasan pedesaan. Perubahan yang diharapkan menjadikan kehidupan rakyat menjadi lebih baik, malah berbalik menyengsarakan rakyat.

Oleh karena pajak yang dibebankan kepada masyarakat sangat tinggi, masyarakat hidup dalam serba kesulitan dan kekurangan, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari, yaitu makanan dan pakaian. Badan mereka kurus-kurus, bahkan karena hal demikian mereka menjadi tidak mempunyai keberanian untuk menentang Belanda.

Melihat fenomena demikian, Ki Samin Surosentiko tergerak hatinya. Seperti halnya orang tuanya, jiwa sosialnya mulai muncul. Ia menganjurkan kepada penduduk untuk tidak tunduk kepada Belanda. Keyakinan bahwa tanah Jawa adalah warisan dari leluhur, mengakar kuat dalam jiwanya. Bersama pengikutnya, Ia kemudian bersama-sama melakukan pemberontakan kepada Belanda. Bukan pemberontakan fisik yang ditempuh, tapi cara nggendeng-lah yang dipilih dalam setiap perlawanan, demi memperoleh kembali hak-hak yang selama ini telah dirampas oleh bangsa lain.

Post a comment or leave a trackback: Trackback URL.

Leave a comment